Ambo takalok Ustadz ????

By. Edi Firman (Seksi (PHU)

 

Indak², garah sajo tu nyo, itu saking khusuknya hehe..

Baik.

Menetes ke dalam air mata ini tatkala Ustadz menyampaikan syiar – syiar Agama itu. Tak perlu dengan volume nan menggelegar ataupun menepuk – nepuk mimbar, tekhnik penyampaian nan lembutpun akan begitu menyentak, bila itu sampai ke relung jiwa. Dan sekarang, itu nan terjadi.

Bergelora bathin, hati meringis begitu mendengar beberapa poin – poin dakwah nan Ustadz hamparkan.

Tersebut tadi bahwa yang berat itu adalah amalan – amalan Sunnah, bukan nan Fardhu. Di uraikan salah satunya tentang amalan berQurban.

Mendengar ini, mata terpejam, fikiran melanglang. Teringat badan diri nan telah memasuki fase menurun. Grafik nan tidak menanjak lagi, kebugaran nan berangsur sayu dayu, bahu nan tidak kekar lagi, hari melandai senja, Maghrib dan malam nan segera tiba.

Qurban nan kelak menjadi kendaraan tiada dilakukan. Berbagai pembenaran untuk tak melakukan itu tersedia dalam berbagai bentuk kebutuhan. Kebutuhan nan berbalut baju – baju Syaitan.

Disitu, air mata jatuh ke dalam.

Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait