By : Jacob Ereste
Menulis adalah cara merawat akal sehat dan menghindar dari kepikunan, tentu saja perlu dilakukan dengan cara yang kontinyu dan teratur dalam irama kerja yang indah serta menyenangkan.
Therapy untuk akal sehat dan anti pikun ini umumnya diminati para manusia lanjut usia karena kerentanan dalam cara berpikir serta melemahnya daya ingat serta tidak mampunya membangun konstruksi berpikir yang jernih dan normal seperti manusia yang sehat dan normal seperti biasanya.
Melemahnya daya fikir serta daya ingat hingga kemampuan membangun struktur berpikir yang sehat, biasanya disebabkan oleh usia yang mulai merenta. Akibatnya, bisa juga merugikan orang lain, disamping akan lebih banyak merugikan diri sendiri. Karena itu sejak usia muda — idealnya — sudah dibangun kebiasaan untuk berpikir kritis dan rajin menuangkan pemikiran kritis itu dalam bentuk tulisan, untuk kemudian dapat dibaca ulang sebagai bahan introspeksi diri guna melakukan hal-hal yang lebih baik, lebih bermanfaat serta bisa lebih memberi nilai tambah bagi banyak orang untuk dapat ikut menikmati manfaat dari apa yang kita lakukan tersebut.
Nilai tambah itu tidak harus dalam wujud materi, makanan, barang mainan atau peralatan kerja dan sebagainya, tapi juga bisa diwujudkan dalam bentuk ide, gagasan serta inisiatif yang kreatif hingga dapat dikerjakan oleh orang lain maupun bagi diri sendiri. Karena yang penting hasil dari aktivitas yang dikerjakan itu memberi manfaat –nilai tambah –bagi orang lain.
Jadi intinya dari hasrat untuk menjaga akal sehat dan terhindar dari penyakit pikun dengan cara menulis harus dilakukan dengan disiplin yang ketat tersendiri. Sebab hanya dengan cara itu — kebiasaan malas membaca pun — dapat diatasi, setidaknya tersedia tiga jam untuk membaca sesuatu ilmu atau pengetahuan secara serius. Artinya, jika disiplin membaca ini sudah mampu dilakukan, maka usaha untuk menjaga akal sehat dan hasrat ingin menghindar dari kepikunan sesungguhnya dapat dikatakan 50 persen telah berhasil, dan selebihnya tinggal memuluskan saja apa yang dapat kita simpulkan dari bacaan yang kita anggap menarik itu dalam bentuk tulisan yang paling sederhana sekalipun hasilnya. Karena yang lebih penting adalah proses pemikiran dari masalah yang menjadi obyek bahan bacaan kita cermati itu untuk disimpulkan daya tariknya untuk diri kita dan. juga untuk orang lain.
Untuk bisa dan terbiasa menulis biasanya harus dilakukan dengan kebiasaan membaca. Sebab dengan membaca akan mendatangkan banyak ide dan pemikiran untuk berinisiatif tentang banyak hal, termasuk menulis. Setidaknya, dengan cara mulai banyak membaca itu artinya setengah dari upaya melakukan therapist untuk menjaga akal tetap sehat sudah dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik, meski belum sepenuhnya dapat dikatakan sukses.
Karena a itu, cara menjaga akal tetap sehat — tidak pikun atau gampang lupa — umumnya akan diminati pegawai atau pekerja yang mulai memasuki masa pensiun. Artinya, usia rata-rata mereka yang lebih memerlukan therapy ini adalah mereka yang sudah berusia menjelang 60 tahun. Tentu saja pasti lebih ideal jika therapy menjaga akal sehat ini sudah dilakukan jauh sebelum usia menjelang pensiun. Sebab untuk proses melakukan therapy secara mandiri ini, akan lebih gampang dan terasa enteng saat dilakukan, dibanding saat memulainya setelah usia memasuki masa pensiun.
Untuk mengisi waktu saat menikmati pensiun pun, menulis — maupun membaca itu — sungguh baik dan sehat untuk menjaga sindromatik akut yang dominan melanda mereka yang baru saja kehilangan pekerjaan karena pensiun, apalagi disebabkan PHK seperti yang terus terjadi sampai hari ini akibat kondisi ekonomi Indonesia semakin memburuk. Tentu saja therapist akal sehat dan usaha menjaga agar tidak menjadi pikun ini, adalah alternatif pilihan yang dapat dilakukan, misalnya tak hendak berkebun, atau melakukan kegiatan lain mulai dari bergagang, bisnis atau membuka bentuk usaha baru yang dirasa paling disukai — sekaligus menyalurkan hobby — seperti bertani, berternak atau kegiatan dan aktivitas apa saja yang mampu membuat diri sendiri menjadi happy.
Yang penting dari therapy akal sehat ini adalah untuk menjaga cara berpikir serta kemampuan ingatan tetap segar — tidak pikun — seperti kebanyakan yang mendera mereka yang abai melakukan upaya sejak awal, ketika masih berusia muda. Toh, pepatah leluhur yang bijak ada yang mengatakan, lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali. Maka itu, therapy akal sehat dan upaya mencegah kepikunan dapat dilakukan sekarang juga, meski agak terlambat, toh tetap lebih baik daripada tidak sama sekali.
Banten, 28 September 2024