Mentreng.com | Lampung Selatan – Sejak 4 hari lalu, Pemerintah telah merealisasikan infrastruktur pembangunan ruas jalan Sukaraja-Palas Jaya, Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Terealisasinya pembangunan ruas jalan sepanjang 5,4 kilometer itu, dimulai dari sambungan jalan milik kabupaten di Desa Sukaraja hingga ke Palas Jaya, menggelontorkan anggaran yang cukup fantastis berkisar Rp26 Miliar menurut informasi di kerjakan oleh CV.Rindang 31, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disambut baik oleh warga sekitar dan sangat dinantikan.
Namun patut di pertanyakan, dalam pelaksanaan pembangunan itu terkesan ada yang ditutupi, seperti halnya pemasangan papan informasi untuk keterbukaan publik tidak terpasang, walaupun sudah dilaksanakan pekerjaannya mulai beberapa hari lalu.
Saat dikonfirmasi, Heri selaku pengawas dilapangan menyatakan bahwa hari ini papan informasi telah dipasang di 2 titik.
“Hari ini sedang dipasang, yang pertama di titik nol dan titik yang kedua berada di area pemakaman,” ujarnya. Kamis (7/11/2024).
Setelah mendapat informasi dari pengawas, tim melakukan penyusuran, dan di kedua titik yang diucapkan pengawas tersebut tidak ada tanda-tanda pemasangan papan informasi.
Mendapati apa yang diucapkan pengawas tidak juga ditemukan, tim mencoba bertanya kepada salah seorang pekerja, namun berbanding terbalik apa yang dikatan pekerja tersebut.
“Pekerjaan ini sudah 4 hari pak, kalau untuk papan informasi dari awal emang belum di pasang,” ungkapnya.
Hal berbeda disampaikan RN (27) salah seorang pedagang yang berada di tepi jalan yang sedang dilaksanakan pembangunannya, dirinya sangat senang adanya perhatian pemerintah dengan terealisasinya pembangunan jalan tersebut, dan dirinya juga berharap kepada pihak pemborong untuk sering menyiram tanah dengan air agar dampak debu tidak terlalu menggumpal di udara.
“Selaku warga kecamatan palas saya sangat senang jalan ini di bangun, namun dampak debu yang disebabkan pembangunan ruas jalan yang ada di depan warung ini tidak pernah disiram oleh pihak pemborong bahkan sejak pertama kali jalan ini dikerjakan,” katanya.
Saya ini rakyat kecil, lanjut RN, yang hanya bersandar dari penghasilan berdagang makanan siap saji, kalau debunya seperti ini bisa mengurangi pendapatannya, faktanya di depan warung tanahnya digali tapi tidak diberikan solusi apakah sementara di kasih batu ataupun papan agar konsumen bisa masuk.
“Ini malah di tambah seperti garis polisi, tidak mungkin pembeli akan parkir di tengah jalan yang sedang di bangun, coba tolong sedikit diperhatikan lah kami pedagang kecil ini,” tutupnya. (Didi-Tim)