Rincian Bekal Perjalanan Spiritual Yang Tidak Mungkin Terbilang Dalam Nilai Material Apapun

By : Jacob Ereste

Spiritualitas itu dibangun diatas etika, moral dan akhlak mulia manusia sebagai pemberian dari Tuhan yang tidak boleh disia-siakan. Karena etika, moral dan akhlak mulia manusia akan menjadi bagian dari penuntun jalan spiritual menuju Tuhan. Maka itu, segenap potensi spiritual — kesabaran, keikhlasan, kejujuran, kepasrahan serta ke rendah hatian dapat selalu diasuh dengan baik dalam taman persemaian spiritual yang akan semakin mendekat kepada Tuhan.

Jadi masalah pokok spiritual hanya ingin melakukan transaksi kemesraan dengan Tuhan semata. Maka itu segala soal yang bersifat material acap terlupakan. Lantaran keasyikan dalam kemesraan selalu melebihi dari apa yang dapat disebut kasmaran. Atau mabuk kepayang seperti perilaku naib kaum sufi saat mengikuti irama nyanyian lagu surgawi yang didendangkan kaum agamawan sepanjang jalan antara neraka dan surga.

Tak ada petugas dan tak juga pengawas, semua berlangsung tertib dan damai dalam tegur Safa yang santun sungguh menghibur hati hingga tak perlu berdo’a untuk hidup seribu tahun seperti mereka yang ingin terus mereguk kenikmatan yang berlimpah tersedia tiada habis-habisnya.

Begitulah gumam syukur terus melantur memenuhi bumi dalam melandaikan jalan pendakian sepanjang siang dan malam, tiada keluh kesah yang meresahkan. Sebab semua tetap diterima ketika tiba, seperti dedah puitis sang pujangga yang cuma sebatas mencatat dan memberi kesaksian yang kelak pun akan terukir di batu nisannya sendiri.

Keindahan alam yang bernyanyi persis tasbih yang tiada henti menyapa dari kedalam hati yang tersembunyi tanpa henti, menerangi semua tempat ibadah penuh kegembiraan dalam kegembiraan yang tak terusik. Sebab semua orang jelas mendengan dan menyimak sabda Tuhan yang disajikan para Nabi dengan sepenuh rasa rendah hati.

Ayat-ayat langit yang menyapa penuh kenyamanan serta ketenteraman menyejukkan semua yang melintas sambil melambaikan salam takzim dengan segala penghormatan tiada menyisakan residu basa-basi. Lantaran seluruh sunnatullah adalah kepastian tak mungkin untuk dipertukarkan dengan bilangan apapun. Apalagi sekedar untuk tukar-tambah hanya untuk kalkulasi untung dan rugi. Sebab pilihan jalan spiritual tiada bisa dibilang dalam rincian material sebesar dan sekecil apapun.

Mauk, 3 Oktober 2024

Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait